Senin, 28 Agustus 2017
Inspiratif : Mantan pegawai pabrik akhirnya punya merek cat Futanlux
Henry mendirikan bisnisnya tersebut setelah menjadi karyawan sebuah pabrik cat metal selama beberapa tahun. “Setelah jadi karyawan saya buka toko cat di Jakarta Barat. Istri saya, Selviana Lioe, yang kelola toko cat. Lalu saya mulai beranikan diri membuka pabrik cat sendiri dengan 20 karyawan,” jelasnya seraya menyebut pabrik pertamanya berada di sebuah Ruko 3 lantai di kawasan Puri Kembangan, Jakarta Barat.
Bekal pengetahuannya di pabrik cat sebelumnya terbukti ampuh. Bisnis baru yang didirikan dengan modal Rp 200 juta hasil tabungan gaji dan keuntungan penjualan toko catnya itu pun langsung berlari kencang. Dirinya tidak mengalami kesulitan memasarkan langsung ke berbagai toko cat yang sebelumnya telah dikenalnya. Bahkan, tak pakai lama penjualannya sudah mencapai Jakarta, Bandung, Lampung, dan Medan. “Karena sebelumnya kami sudah punya jejak pemasarannya,” ujar Henry.
Namun sayang, berjalan beberapa tahun, Henry terpaksa mengganti merek yang dipakainya, dari Titanlux menjadi Futanlux. Pasalnya, perusahaan asal Malaysia mengklaim merek yang dipakainya. “Merek saya dianggap mirip. Ya sudah saya ganti saja jadi Futanlux,” jelas Henry yang hingga kini menjabat sebagai CEO Futanlux.
“Tapi nama baru yang dipakai justru lebih bagus maknanya. Fu itu hoki atau beruntung, Ta artinya besar dan Lu artinya jalan, jadi Futanlux itu bisa dianggap keberuntungan besar sepanjang jalan,” imbuh Jeffry Chandra Tjorawinata (29 tahun) putra sulung Henry sekaligus Direktur Penjualan dan Pemasaran Futanlux, yang turut serta dalam wawancara.
Entah kebetulan atau tidak, namun yang pasti bisnis cat metal yang dibesut Henry memang terus membesar. Buktinya di tahun 1992 dirinya memindahkan pusat produksinya dari sebuah ruko ke pabrik seluas dua ribu meter persegi di daerah Kadujaya, Tangerang. Dan pada tahun 2002 berpindah lagi ke lokasinya saat ini, di Jatake di atas lahan seluas 1,7 hektar dengan pabrik seluas 9 ribu meter persegi.
Henry memaparkan, kunci suksesnya dalam berbisnis cat sebenarnya sederhana saja. Dirinya selalu mengikuti perkembangan cat terkini. Berhubung dirinya berfokus di cat metal untuk logam dan kayu, maka dirinya selalu mendengarkan informasi dari para pedagang cat motor dan mobil aftermarket yang kerap disambangi pemilik kendaraan roda dua dan empat.
Dirinya juga selalu memperhatikan varian mobil terbaru yang dirilis pabrikan besar. Pasalnya, dari tahun ke tahun pabrikan mobil selalu mengubah jenis cat yang digunakannya. Selain itu, Henry pun kerap berinovasi merilis berbagai produk terbaru ke pasar. Salah satunya di tahun 1990-an, Henry memaparkan, Futanlux adalah merek cat pertama yang mengeluarkan inovasi cat warna besi tempa. Inovasi tersebut pun laris manis di pasar seiring bertumbuhnya perumahan dengan model mediteranian kala itu.
Henry Chandra (kedua dari kiri), beserta istri dan anak-anaknya
Dari waktu ke waktu Futanlux pun terus berkembang. Uniknya, Futanlux sempat mengalami ‘anomali’ pertumbuhan. Henry masih ingat, kala krisis ekonomi besar melanda di tahun 1997, pabrikan cat besar banyak yang mengerem laju bisnisnya. Namun tanpa ragu dirinya menggelontorkan cat Futanlux ke pasar sebanyak mungkin. Hasilnya penjualan Futanlux melejit berkali-kali lipat. “Makanya distributor bilang ini cat krismon (krisis moneter-red), karena pas krismon cuma cat kita yang ada, pabrik lain tidak mau keluarkan barang, hahaha,” papar Henry seraya tertawa lepas.
Pada akhirnya, Futanlux terbukti berhasil mengatasi salah satu krisis terbesar dalam sejarah Indonesia modern itu. Hingga kini pabriknya terus beroperasi dengan kapasitas mencapai seribu ton per bulan. Inovasi pun terus bergulir di perusahaan yang beroperasi dengan 70 karyawan itu.
Bahkan di tahun 2014 silam, Futanlux pun merambah bisnis cat tembok untuk interior dan eksterior bangunan. Tak tanggung-tanggung, tiga segmen disasar sekaligus, kelas bawah dengan merek Tsunami, menengah dengan merek Sam Hwa dan atas dengan Zinctium.
Jeffry, sebagai Direktur Penjualan dan Pemasaran Futanlux menguraikan, inovasi anyar ini dilakukan demi menggenjot pertumbuhan perusahaannya. Pasalnya, pasar cat tembok terus bertumbuh dengan pesat. ”Banyak pabrik besar lain yang semula hanya memproduksi cat metal kini turut memproduksi cat tembok. Pasarnya sendiri sangat luas. Data backlog perumahan adalah salah satu bukti bahwa pasar cat tembok masih besar peluang pertumbuhannya,” papar Jeffry optimistis.
Sama seperti membesarkan cat metal, cat tembok Futanlux pun dengan cepat diterima pasar. Jeffry memang menggenjot pemasaran Futanlux melalui berbagai lini, baik bawah maupun atas. Salah satunya dengan menggencarkan pameran di mal dan iklan televisi. “Pameran itu sangat efektif karena langsung terjadi pembelian besar. Selain itu lewat iklan tv di RTV dengan program Futanlux Etalase kami bisa menunjukkan keunggulan produk kami,” terang Jeffry.
Futanlux pun kerap menyeponsori acara turnamen golf yang diikuti para pengembang dan kontraktor. Hasilnya efektif. Para pengembang mulai menggunakan Futanlux di proyek property mereka seperti di klaster Aluvia di Bintaro yang dibangun Jaya Property yang menggunakan Zinctium Pro Plus dan Zinctium Pro Shield. Ada pula pengembang MAS Group yang proyeknya bertebaran di Bogor yang menurut Jeffry kerap mempercayai Futanlux untuk mempercantik properti mereka.
Dengan berbagai langkah inovasi yang digelarnya, Henry dan Jeffry meyakini Futanlux akan terus berkembang pesat. Jeffry, sebagai generasi kedua pun telah melihat hasil nyata dari sikap positif yang secara konsisten ditunjukkan orang tuanya dalam mengembangkan perusahaan. “Kita melangkah ke depan harus firm, positif. Buktinya kalau saat krismon dulu kami tidak positif memandang pasar, tentu hasilnya tidak akan bisa seperti ini. Jadi kita harus memandang positif segala sesuatunya, selebihnya Tuhan pasti akan membantu,” Jeffry menegaskan.
Inspiratif : Bisnis mukena omset 400jt per bulan
Entrepreneur Class STIE BPKP
Kebutuhan mukena sebagai salah satu perlengkapan shalat untuk wanita tidak ada matinya. Sementara dari sisi produsen, semakin kreatif dengan berbagai desain, motif hingga bahan yang digunakan, membuat mukena tidak monoton dengan warna putih saja.
Peluang ini dilirik oleh Diansyah Sukmana bersama saudaranya Rina Kartina dan Mira Gartina Sumawijaya untuk membuat mukena dengan gaya berbeda. Dalam menjalankan bisnis ini mereka pun berbagi peran, untuk urusan bisnis, Diansyah sendirilah yang bertanggung jawab menangani opersional hingga keuangan dan dibantu oleh Mira yang betugas pemasaran dan produksi. Sementara Rina memegang desain mukena.
Mereka memutuskan produknya diberi merek Tatuis. Pengambilan nama merek Tatuis sebenarnya tidak ada makna tertentu. Nama Tatuis itu berawal dari anak Rina mengucapkan kata “tulis” dengan “Tatuis" sehingga ia berharap dari pemilihan kata Tatuis ini bisa menjadi doa dari anaknya untuk bisnis ini.
Diansyah menceritakan, awalnya, bisnis yang dimulai sejak 2002 hanya memproduksi sajadah saja, kemudian berkembang ke mukena pada tahun 2010. Diansyah selaku Co-founder Tatuis, mengungkapkan, alasannya memilih mukena sebagai produk utamanya dikarenakan busana muslim pasarnya sudah padat. “Kami melihat pasar perlengkapan shalat belum banyak yang menggarap, tapi kalau busana muslim sudah banyak sekali,” ujarnya.
Namun siapa sangka, dari hanya satu penjahit di garasi saja, kini sudah menitipkan produksinya di tiga mitra (makloon). Urusan penjualan, Diansyah mengatakan salah satu strategi untuk memasarkan produk Tatuis melalui 12 distributor yang berada di seluruh Indonesia. Untuk memperluas penjualan Tatuis juga dipasarkan melalui online hingga bazar ke bazar. Dari situ penjualannya kini mencapai 10 ribu mukena/bulan. Bahkan, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri permintaan meningkat signifikan hingga 40 ribu mukena/bulan.
Bisnis yang dimulai dengan modal kurang dari Rp 100 juta itu kini omsetnya per bulan mencapai hingga Rp 400 juta. Berjalannya waktu, bisnis ini pun berkembang signifikan, sehingga kata Diansyah, pihaknya membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya.
Beruntung, tiga tahun lalu pihaknya mendapatkan pembiayaan syariah dari BSM (Bank Syariah Mandiri) sebesar Rp 400 juta kemudian naik menjadi Rp 600 juta pada pembiayaan berikutnya dan saat ini pembiayaan yang didapat Rp 2-2,5 miliar.
“Pemilihan menggunakan pembiayaan syariah ini sangat cocok dengan bisnis kami karena sistemnya dengan bagi hasil. Sehingga bergantung dengan kondisi usaha,” ujarnya.
Menyasar segmen kelas menengah ke atas, mukena buatan Tatuis dihargai mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 1,7 juta. Dari segi produk, mukena tersebut dibuat dari bahan katun, satin, sutera dan lainnya. Dengan motto sebagai pionir mukena dan sajadah fashion, tidak tanggung-tanggung, Tatuis mengeluarkan produk terbarunya setiap tiga bulan sekali demi memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
Saat ini, Tatuis tak hanya memproduksi sajadah dan mukena, akan tetapi mulai merambah ke jiblab. Ke depan ,juga akan memproduksi baju muslim pria atau baju koko. Selain itu, berharap bisa memasarkan produknya hingga ke luar negeri.
Sabtu, 26 Agustus 2017
Akuntansi sebagai komoditas
Akankah Akuntansi menjadi usang..??
Komoditas adalah barang yang dapat dijual kepada konsumen karena daya gunanya. Output Akuntansi dalam bentuk informasi adalah merupakan produk dari suatu “Pabrik” yang dapat kita sebut pabriknya sebagai “Sistem Akuntansi”. Output ini dibutuhkan masyarakat karena memberikan manfaat besar terutama bagi penggunanya.
Komoditas akan tetap memiliki nilai jual jika masih
dibutuhkan jika tidak lagi dibutuhkan maka nilai harga komoditas akan turun
atau bahkan mungkin tidak laku lagi. Lantas apakah akuntansi bisa menjadi tidak
laku lagi kelak?? Jika itu yang kita pikirkan sama saja kita berpikir tentang
kapal uap yang ditemukan Jhon Fitch di
tahun 1787 lampau. Jika saja kita hidup disaat itu dan berpikir akankah kapal
uap tidak laku lagi di masa yang akan datang?? Iya tentu saja tidak, moda
transportasi kapal akan tetap dibutuhkan selama masih ada laut dan sungai hanya
saja tenaga yang dibutuhkan sudah berganti menjadi diesel atau mungkin saja
nuklir.
Tantangan akuntansi
Dalam era yang serba cepat dan global ini akuntansi keuanganmendapat tantangan yang berat. Berbagai alternatif yang leih canggih saat ini
menjadi informasi alternatif di luar akuntansi keuangan sehingga mau tidak mau
akuntansi keuangan harus mampu merespons kebutuhan para pemakai agar ia tetap
menjadi komoditas yang dibutuhkan di pasaran.
Kritik terhadap akuntansi konvensional sering kita dengar misalnya Baruch Lev mengatakan bahwa akuntansi ini adalah bagian dari akuntansi model lama bahkan bagian dari Luca Pacioli era 1400-an. Menurutnya akuntan bukan “a good eye sight” lensa lama tidak dapat dipakai untuk melihat situasi ekonomi baru. Apalagi jika ingin melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang marak saat ini seperti kekayaan berupa ide, merek, cara kerja, goodwill, franchises atau perusahaan knowledge based lainnya. Belkaoui 1989 dalam bukunya “The Coming Crisis in Accounting” membahas banyak kritik tetang akuntansi salah satunya penyajian laporan keuangan yang banyak menggunakan mesin hitung komputer atau bahkan kecurangan.
Apapun itu, akuntansi, mekanikal, seni semuanya merupakan
komoditas dan akan selalu berkembang, berubah menyesuaikan kebutuhan manusia
saat itu. Adaptif terhadap lingkungan... hanya itu yang perlu kita lakukan
untuk menghadapi perubahan. Salah satu kelebihan mereka yang memiliki ilmu
adalah tidak pernah merasa takut atas perubahan tempat, waktu atau kondisi
karena mereka selalu siap menghadapi semuanya dengan ilmu yang dia miliki.
Gunung tidak akan sanggup menghadang kita tapi terkadang
justru batu kerikil kecil lah yang membuat kita terjatuh, tetap kreatif...
salam asyik dari STIE BPKP
Jumat, 25 Agustus 2017
Perkuliahan S-1 Studi Akuntansi Kelas Karyawan Pagi dan Malam
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Bhakti Prasetya Karya Praja Terakreditasi, Lokasi di wilayah Kalideres Jakarta
Barat. Membuka kelas karyawanshift pagi dan malam untuk program studi akuntansi jenjang Sarjana S-1, Biaya murah terjangkau hanya 300ribuan per bulan. Telp Telp 02129519380, WA. 082111156054.
Kamis, 24 Agustus 2017
Law deminishing returns
Law Deminishing Returns
Istilah judul di atas kita kenal sebagai Hukum kenaikan hasil yang berkurang, hmm naik tapi berkurang maksudnya apa??
Hukum ini menyatakan bahwa jika jumlah penggunaan satu input variabel meningkat sementara jumlah penggunaan faktor-faktor produksi lainnya tidak berubah maka pada mulanya kenaikan penggunaan input dapat mendorong kenaikan output tetapi kemudian output mulai menurun atau berkurang. Hukum ini merupakan generalisasi dari suatu hubungan empiris yang diamati dalam setiap sistem produksi.
Sebagai contoh bisa saya gambarkan di dalam rumah produksi sepatu seperti ini ;
- Pekerja : 5 orang.
- Hasil : 20 sepatu.
- Rata-rata produksi 4 sepatu per pekerja.
Disaat permintaan sepatu ramai pengusaha mencoba menambah pekerja menjadi ;
- Pekerja : 10.
- Hasil : 50 sepatu.
- Rata-rata produksi menjadi 5 sepatu per pekerja.
Atau bisa dikatakan terjadi penambahan output 1 sepatu per pekerja ( Marginal output produk 30 sepatu ).
Hasil tersebut tentunya cukup memuaskan bagi keuangan perusahaan dengan menurunnya nilai HPP akibat penambahan input dan output. Dan apabila permintaan terus bertambah apakah pengusaha tersebut akan menambah pekerjanya lebih banyak lagi???? Nah sekarang pengusaha coba menaikkan jumlah pekerjanya seperti ini ;
- Pekerja 15
- Hasil 55 sepatu
- Rata-rata produksi menjadi 3,7 sepatu untuk satu orang pekerja.
Disini terjadi penurunan rata-rata produksi per pekerja 0,3 sepatu ( Marginal output produk menjadi hanya 5 sepatu).
Hukum penurunan hasil terjadi...!! Kenapa???
Bisa jadi karena pengusaha tidak menambah faktor produksi yang lain, atau mungkin perusahaan tidak melakukan pembelajaran dengan baik sehingga usaha peningkatan kapasitas yang dilakukan berakhir sia-sia.
Ambil saja contoh jumlah pekerja yang awalnya hanya 5 orang itu sebelumnya duduk bekerja berjauhan sehingga mereka lebih fokus dan serius menyelesaikan tugasnya. Penambahan pekerja menjadi lebih banyak tanpa perluasan area kerja menyebabkan mereka semakin berdekatan dan sangat tidak ergonomis dalam bekerja, mereka lebih banyak untuk berinteraksi satu sama lain, bertanya, bercerita atau apapun. Sehingga apa yang kita bahas mengenai Hukum Law Deminishing Returns tadi bisa terjadi, masih banyak lagi faktor penyebab terjadinya premis penurunan hasil yang tidak dapat saya tuliskan disini.
Hukum ini menjadi ancaman menakutkan bagi industri-industri di Negara-negara berkembang dimana pertumbuhan pasar yang pesat menjadi pendorong terbukanya peluang perusahaan meningkatkan kapasitasnya. Dan tanpa learning and growth yang memadai pertumbuhan pasar itu ibarat hamparan laut luas yang tidak mampu menghasilkan garam.
@admintulen
Sisa cerita perjalanan Mahasiswa STIE BPKP di Kota Melaka
Tour STIE BPKP Malaysia-Singapura
STIE BPKP di UKM Malaysia |
STIE BPKP di Singapore |
Februari 2017 kami Mahasiswa dan Dosen STIE BPKP mengikuti
seminar di Universitas Kebangsaan Malaysia, ada cerita didalam perjalanan kami
yaitu saat singgah di kota Melaka.
Kota Melaka (bahasa Melayu: Bandar Melaka)
adalah ibu kota negara bagian Melaka di Malaysia.Kota ini dahulu merupakan ibu
kota Kesultanan Malaka .
Bangsa Portugis menaklukkan Melaka pada tahun 1511. Antara tahun 1641-1795,
Melaka dikuasai Belanda. Kemudian Melaka dikuasai Britania Raya pada tahun
1820-an sampai kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957.
STIE BPKP di Dutch Square Malaka
Anda belum dianggap berkunjung ke Melaka jika belum berada di tempat bernama Dutch Square atau biasa dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama Bangunan Merah atau Jam Besar.
Di Dutch Square, Kami melihat bangunan tua di sekitarnya berwarna merah
tua. Dan semua bangunan tua itu terawat dengan baik dan masih memperlihatkan
pesonanya sampai sekarang. Sebuah taman dengan kincir angin buatan nampak
berdiri elok di seberang sebuah tugu jam berukuran besar yang sekilas mirip JamGadang di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Di dekat Dutch Square ada sebuah tempat wisata yang rasanya
tidak afdol jika tidak dikunjungi saat kita berada di Melaka. Tempat itu
bernama Jonker Street atau Jalan Jonker. Anda cukup menyeberangi Sungai Melaka
untuk menuju tempat ini dari Dutch Square tadi.
Jonker Street adalah sebuah jalan dimana di sepanjang
jalannya banyak toko yang menjual barang-barang antik, souvenir, makanan khas
peranakan dan juga olahan makanan yang menjadi ciri khas Melaka yaitu segala
olahan buah durian. Bangunan di sepanjang Jonker Street sendiri sebagian besar
adalah bangunan tua yang masih dirawat dengan baik.Cerita unik yang kami
dapatkan disana adalah terpisahnya beberapa orang dari kelompok yang akhirnya
membuat kami semakin lama berada disana.
Kesultanan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah
berdiri di Malaka, Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, Parameswara (1344 -
1414) atau Iskandar Shah (aksara
Jawi: إسكندر شه) adalah raja terakhir dari Singapura
yang memerintah dari tahun 1389 sampai 1398. Dia melarikan diri dari Singapura
setelah invasi angkatan laut Majapahit pada tahun 1398, dan ia kemudian
mendirikan benteng barunya pada muara Sungai Malaka pada tahun 1402. Dalam
beberapa dekade, kota baru tersebut tumbuh pesat menjadi ibukota Kesultanan
Melaka.
Sementara dalam Pararaton disebutkan
terdapat nama tokoh yang mirip yaitu Bhra
Hyang Parameswara sebagai suami dari Ratu Majapahit, Ratu Suhita. Namun kontroversi identifikasi tokoh ini masih
diperdebatkan sampai sekarang. Prabu
Stri Suhita atau ejaan China Su King Ta adalah
ratu Majapahit yang
memerintah tahun 1427-1447, bersama suaminya yang bernama Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja.
Nama Suhita juga muncul dalam kronik
Cina dari Kuil
Sam Po Kong sebagai Su-king-ta, yaitu raja Majapahit yang
mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin masyarakat Cina di Tuban dengan
pangkat A-lu-ya. Tokoh Gan Eng Cu ini identik dengan Arya Teja, kakek Sunan
Kalijaga.
Waduh semakin rumit ya ceritanya kalo di runut-runut jadi berkaitan bahkan perdebatan, ya sudah deh..... yang
pasti kita-kita semua yang datang kesana jadi semakin bertambah
pengetahuannya tuh, buat panitia acara jalan-jalan sambil study ditunggu ya acaranya yang lain.... coba kamu ikut, pasti seru...... Pokoknya kamu harus gabung ya.....
Penerimaan Mahasiswa Baru Di STIE BPKP Program Studi Akuntansi
Kuliah Akuntansi di kampus yang Asyik..!!
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bhakti Prasetya Karya Praja, "Accounting & Tax Specialist" Kampus di Alamat : Jl. Peta Selatan Komplek Duta Indah Alfa 2 Blok D No. 7-10 Kalideres, Jakarta Barat, mudah dijangkau (Tidak jauh dari terminal Kalideres).
Status Terakreditasi BAN PTP , didukung dengan pengajar professional, fasilitas ruang kuliah yang nyaman (Full AC), dilengkapi Laboratorium Komputer dan Perpustakaan dengan berbagai kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang mendorong pengembangan minat dan bakat. Ada juga program beasiswa sertifikasi kompetensi dan uang kuliah serta kursus bahasa Inggris gratis, pelatihan entrepreneurship melalui praktek-praktek bisnis yang nyata.
Kembangkan pengetahuan dan pendidikan di STIE BPKP, meraih masa depan yang lebih berkualitas. Untuk para karyawan yang ingin melanjutkan studi menuju Sarjana S-1 Akuntansi tersedia kelas malam.
Sejarah dan perkembangan akuntansi
Sejarah Akuntansi
Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". (wikipedia) Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Tujuan Akuntansi
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan.
Akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan dibandingkan pada saat mereka berangkat. Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita”. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keepingf).
Penerapan Akuntansi di Indonesia
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Paciólo. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.Semakin berkembanganya sistem pembukuan dan akuntansi, Indonesia Seiring dengan perkembangan, pembukuan kemudian ditinggalkan. Di Indonesia, perusahaan kemudian banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon yang asalnya dari Amerika.
Ini disebabkan oleh ;
- Tahun 1957, Terjadi peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan negara Indonesia dan Belanda sehingga berakibat seluruh pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Belanda ditarik kembali dan dapat melanjutkan studinya kembali diberbagai negara, termasuk diantaranya Amerika Serikat.
- Orang orang yang memiliki peran dalam perkembangan akuntansi di Indonesia sebagian besar menyelesaikan pendidikannya di Amerika yang kemudian membawa sistem akuntansi Anglo Saxon untuk diterapkan di Indonesia. Dan pada akhirnya sistem ini mendominasi penggunaannya dibandingkan sistem akuntansi kontinental di Indonesia.
- Penanaman Modal Asing atau PMA memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan akuntansi khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
Pada era sekarang ini Akuntansi sudah sangat pesat berkembang dan mendapat perhatian khusus dari suatu bisnis serta keuangan global. Segala keputusan yang bersumber dari informasi akuntansi, serta pengetahuan terkait isu-isu dalam akuntansi internasional bahkan menjadi hal yang penting untuk mendapatkan intepretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional.
Selasa, 22 Agustus 2017
Peluang Akuntan Indonesia menghadapi MEA
Saat ini profesi akuntans mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan tuntutan masyarakat di sektor usaha dan pemerintahan semakin tinggi. Sebagai seorang yang profesional dibidangnya, maka seorang akuntan harus dapat mengembangkan karirnya di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, keuangan, manajemen, teknologi informasi, serta penyusunan laporan keuangan. Akuntan juga dapat mengembangkan profesinya sebagai akuntan publik dan membuka kantor akuntan publik.
Dalam menghadapi persaingan global, terutama dalam level Asia Tenggara, Indonesia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN akan memasuki era baru dalam bidang perekonomian, terlebih di area pasar bebas dengan membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tentunya ini memberikan tantangan tersendiri bagi akuntan, dan ini akan semakin berat bagi mereka yang tidak memiliki skill yang memadai. Kemampuan berbahasa asing, kecepatan mengelola teknologi, dan etos kerja yang tinggi adalah modal soft-skill yang harus dimiliki untuk menghadapi MEA.
Selain soft-skill, kemampuan dibidang profesionalpun tidak kalah pentingnya. Seorang akuntan yang ingin profesinya diakui dalam level ASEAN harus melalui ASEAN Charter Professional Accountant (ACPA). Untuk terdaftar dalam ACPA, akuntan harus memiliki sertifikat profesi dari asosiasi atau regulator profesi di negara masing-masing. Professional Regulatory Authority (PRA) di Indonesia adalah PPAJP, sedangkan National Accountancy Body (NAB) adalah IAPI, IAI, dan IAMI. Jika akuntan Indonesia tidak siap dalam menghadapi MEA, maka akuntan dari negara lain yang akan datang ke Indonesia. Terlebih lagi Indonesia memiliki potensi market jasa akuntansi yang sangat besar. Tentu saja hal ini dapat menggeser kedudukan akuntan Indonesia.
Karena itu ada beberapa strategi untuk menghadapi MEA, seperti pengembangan profesi akuntansi, memperkuat regulasi profesi, bekerjasama dengan asosiasi profesi akuntan dari negara lain, serta bersinergi dengan berbagai pihak yang terkait dengan profesi akuntansi, seperti praktisi, akademisi, asosiasi, dan regulator. Sedang dalam hal peningkatan kualitas profesionalisme mencakup peningkatan kualitas pendidikan akuntansi, sertifikasi profesi akuntansi, standar akuntansi, dan standar profesi yang sesuai dengan standar internasional.
Tenaga akuntan harus mempersiapkan diri dengan mengikuti sertifikasi profesi. Melalui sertifikasi profesi ini, akuntan Indonesia didorong untuk kreatif, inovatif, terampil, dan memiliki daya saing yang tinggi. Knowledge dan skill yang dibutuhkan oleh akuntan profesional akan terus berkembang dengan pesat. Peran organisasi profesi sangat penting dalam menghadapi tantangan ini. Akuntan Indonesia harus siap dan mampu menjadi tenaga yang handal dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Sumberhttps://zahiraccounting.com/id/blog/peluang-dan-tantangan-bagi-akuntan-indonesia-dalam-menghadapi-mea/
Senin, 21 Agustus 2017
Fasilitas +Plus kuliah di STIE BPKP
BERAGAM FASILITAS DI STIE BHAKTI PRASETYA KARYA PRAJA
- STIE BPKP melaksanakan Program Two in One ( 2in1) yaitu menggabungkan program Sarjana (S1) dan Program pendidikan profesional satu tahun dari LPBM Pembina, dengan demikian Mahasiswa mendapatkan Sertifikat Profesi di luar gelar Sarjana (S1).
- STIE BPKP bekerjasama dengan beberapa lembaga sertifikasi ( Sertifikasi Kompetensi Teknisi Akuntansi, Perpajakan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Auditor Forensik dan Bahasa Inggris), untuk memastikan lulusan STIE BPKP memiliki sertifikat kompetensi (Sebagai pendukung ijazah sarjana S1).
- STIE BPKP dipercaya oleh Yayasan Beasiswa Jakarta untuk menyalurkan Beasiswa kepada Mahasiswa yang ber-KTP DKI Jakarta.
- Pendaftar baru mendapatkan kursus bahasa Inggris gratis senilai Rp. 705.000,- sebelum perkuliahan dimulai.
- Disediakan pula Laboratorium Komputer yang dilengkapi dengan jaringan dan internet dan perpustakaan.
- Ruangan kelas belajar dan Laboratorium Full AC.
- Staff Pengajar profesional dan berpengalaman.
- Bantuan penempatan kerja di bursa kerja khusus LPBM PEMBINA (Sudah mendapatkan pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja).